michaelsonmelrose.com – Memasuki tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, ekonomi Indonesia mulai menunjukkan perbaikan meski menghadapi tekanan global. Menurut laporan awal, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) bergerak naik dari kisaran 5 % menjadi mendekati 5,3 %. Hal ini didukung oleh konsumsi rumah tangga yang makin aktif serta ekspor komoditas yang menunjukkan daya tahan.
Namun, munculnya tekanan dari perlambatan ekonomi global dan gejolak komoditas tetap menjadi perhatian. Pemerintah menegaskan bahwa arah kebijakan kini berfokus pada stabilitas dan akselerasi.
Baca Juga: “Gucci Beauty Resmi Diambil Alih L’Oreal Senilai Rp74 Triliun“
Kebijakan Fiskal dan Reformasi Investasi: Arah Baru
Seiring perubahan kabinet pada 8 September 2025 — saat Sri Mulyani Indrawati digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan — pemerintah menyatakan akan menempuh pendekatan fiskal yang lebih pro-pertumbuhan.
Reformasi Utama
- Penyaluran dana likuiditas senilai Rp 200 triliun untuk mendorong kredit dan investasi.
- Pemberian insentif bagi investor dalam sektor industri manufaktur dan energi terbarukan.
- Komitmen untuk menjaga defisit fiskal tetap terkendali, meskipun target percepatan pertumbuhan ekonominya agresif.
Kebijakan-kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada pemulihan jangka pendek, tetapi juga pada fondasi jangka panjang untuk pertumbuhan inklusif.
Investasi Naik, Penciptaan Lapangan Kerja Terus Didorong
Realisasi investasi menunjukkan tren positif. Misalnya, total realisasi investasi hingga kuartal III 2025 tercatat naik sekitar 9 % dibanding tahun sebelumnya. Hal ini terutama ditopang sektor industri pengolahan dan energi baru terbarukan.
“Foreign investors are not here to build Indonesia’s economy … They come here to enjoy Indonesia’s growth,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers.
Efek dari investasi yang meningkat ini terasa pula di lapangan kerja — lebih banyak posisi baru tercipta, terutama di sektor industri dan layanan yang mendukung rantai produksi global. Kendati begitu, distribusi penciptaan kerja antarwilayah masih menjadi tantangan yang harus dijawab.
UMKM dan Digitalisasi: Kekuatan Ekonomi Rakyat
Pemerintah menegaskan bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta digitalisasi ekonomi menjadi tulang punggung pertumbuhan. Dukungan berupa akses pembiayaan, pelatihan digital, dan integrasi ke e-commerce diperkuat untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah produk lokal.
Digitalisasi mempercepat inklusi keuangan dan memperluas daya saing usaha kecil di pasar global. Namun, untuk benar-benar efektif, perlu adanya sinergi antara kebijakan pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta.
Tantangan Utama dan Strategi Jangka Panjang
Meskipun ada perbaikan, pemerintah tetap mengidentifikasi sejumlah tantangan:
- Ketidakpastian global akibat konflik geopolitik dan fluktuasi harga komoditas.
- Distribusi manfaat ekonomi yang belum merata di seluruh provinsi.
- Perlunya peningkatan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia.
Untuk menghadapi itu, pemerintah meluncurkan kerangka kebijakan jangka panjang seperti Strategi Indonesia Emas 2045, dengan fokus pada hilirisasi industri, inovasi teknologi, serta pengembangan SDM unggul.
Pandangan Ekonom dan Prospek Tahun Kedua
Para ekonom menilai bahwa tahun pertama pemerintahan ini telah membawa arah yang lebih optimis — namun jalan masih panjang. Bhima Yudhistira (Ekonom INDEF) mengingatkan bahwa percepatan digitalisasi dan reformasi birokrasi tetap menjadi kunci agar pertumbuhan tidak hanya tinggi, tetapi juga merata.
Proyeksi untuk tahun kedua menunjukkan potensi pertumbuhan di kisaran 5,4-5,6 % asalkan kebijakan yang berjalan tetap konsisten dan disertai implementasi yang efektif.
Kesimpulan: Fondasi Untuk Pertumbuhan Lebih Kuat
Dalam setahun, pemerintahan Prabowo–Gibran telah meletakkan fondasi penting: pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik, investasi yang meningkat, serta perhatian lebih besar pada UMKM dan digitalisasi. Meskipun tantangan masih besar, terutama dalam hal distribusi dan keberlanjutan, arah kebijakan kini tampak semakin terarah. Dengan konsistensi dan implementasi yang tepat, Indonesia berpeluang mempercepat transformasi ekonomi menuju negara maju.
Baca Juga: “Sejarah Candi Borobudur, Warisan Dunia Ikonik dari Indonesia“




Leave a Reply