michaelsonmelrose.com – Korea Selatan dan Kamboja sepakat memperkuat kerja sama dalam memberantas penipuan daring lintas negara yang semakin marak di Asia Tenggara. Kesepakatan ini diumumkan usai pertemuan resmi di Phnom Penh pada Kamis, 16 Oktober 2025. Langkah tersebut diambil setelah meningkatnya kasus kejahatan siber yang melibatkan warga kedua negara, termasuk beberapa insiden tragis yang menimpa warga Korea Selatan di Kamboja.
Latar Belakang Kasus
Dalam beberapa bulan terakhir, otoritas Korea Selatan mencatat lebih dari 1.000 warganya diduga terlibat atau menjadi korban jaringan penipuan daring di Asia Tenggara. Banyak korban dijebak melalui iklan kerja palsu, lalu dipaksa bekerja di pusat operasi scam yang mengincar pengguna internet dari berbagai negara. Salah satu kasus yang memicu perhatian publik adalah kematian seorang mahasiswa Korsel di Kamboja yang diduga dipaksa bekerja di pusat penipuan online.
Pemerintah Kamboja sebelumnya telah menutup lebih dari seribu situs judi daring ilegal dan mencabut 120 izin usaha yang terlibat dalam aktivitas kriminal digital. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Phnom Penh mulai mengambil tindakan serius terhadap sindikat scam internasional.
Baca Juga: “Keberuntungan Shio Akhir Oktober 2025: Dari Tikus hingga Babi“
Komitmen Kedua Pemerintah
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kim Jina, menyatakan bahwa kolaborasi lintas negara adalah satu-satunya cara untuk menghentikan kejahatan siber lintas batas. “Kami berkomitmen bekerja sama dengan Kamboja untuk menutup pusat operasi scam dan melindungi warga kedua negara,” ujarnya.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menambahkan bahwa pemerintahnya sedang memperkuat satuan tugas nasional dan kemampuan forensik digital. “Kamboja akan meningkatkan patroli siber, mengoptimalkan deteksi dini, dan memastikan tidak ada tempat bagi jaringan kriminal di wilayah kami,” katanya.
Kedua negara sepakat untuk:
- Bertukar data intelijen dan informasi kejahatan digital.
- Melakukan pelatihan gabungan bagi aparat penegak hukum.
- Menjalin mekanisme bantuan hukum lintas negara yang lebih cepat dan efisien.
Dampak dan Tantangan
Menurut laporan Reuters, jaringan penipuan daring di Asia Tenggara menghasilkan miliaran dolar per tahun. Selain kerugian finansial, kejahatan ini juga berdampak pada sosial dan kemanusiaan, termasuk perdagangan manusia serta eksploitasi tenaga kerja digital.
Meski langkah kerja sama ini dianggap positif, tantangan masih besar. Perbedaan sistem hukum antarnegara dan kecanggihan teknologi para pelaku membuat penegakan hukum menjadi rumit. Oleh sebab itu, pemerintah kedua negara didesak untuk memperkuat sistem hukum digital dan mempercepat pertukaran data lintas batas.
Analisis dan Harapan
Pakar keamanan siber Asia Pasifik, Dr. Ryu Min-ho, menilai kesepakatan ini merupakan tonggak penting dalam membangun ekosistem keamanan digital di kawasan. “Korsel dan Kamboja bisa menjadi model regional. Ancaman siber saat ini membutuhkan kerja sama yang bukan hanya diplomatik, tapi juga teknis dan operasional,” ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap keamanan dunia digital serta menekan jumlah korban di masa mendatang. Jika berhasil, model ini bisa diadopsi oleh negara ASEAN lainnya untuk melawan ancaman serupa di masa depan.
Baca Juga: “Zodiakmu Bersinar atau Redup? Intip Ramalan Akhir Oktober 2025“




Leave a Reply