michaelsonmelrose.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan dunia setelah menyampaikan ancaman serius terhadap Rusia. Dalam wawancara dengan BBC pada Senin (13/10/2025), Trump menegaskan bahwa ia siap mengizinkan pengiriman rudal jarak jauh Tomahawk ke Ukraina jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghentikan perang yang telah berlangsung sejak 2022.
Pernyataan itu memperlihatkan sikap keras Trump terhadap konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Menurutnya, sudah saatnya Moskow diberi tekanan nyata agar membuka ruang diplomasi dan mengakhiri penderitaan rakyat Ukraina.
Trump dan Zelenskyy Bahas Rencana Dukungan Militer
Trump mengatakan bahwa ia telah berbicara langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui sambungan telepon untuk membahas kemungkinan bantuan persenjataan tambahan. Ia menyebut langkah tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap Ukraina sekaligus peringatan kepada Rusia agar tidak memperluas konflik.
“Saya mungkin akan memberitahu Putin, jika perang tidak diselesaikan, kami mungkin akan melakukannya. Apakah mereka ingin Tomahawk menuju ke arah mereka? Saya rasa tidak,” ujar Trump dengan nada tegas.
Trump menambahkan bahwa Amerika Serikat tidak akan menjual rudal tersebut secara langsung ke Ukraina, tetapi akan menyalurkannya melalui NATO agar keputusan itu tetap sesuai dengan hukum internasional dan mendapat dukungan dari sekutu.
Baca Juga: “STY Mau Balik ke Timnas? Ini Satu Syarat dari Shin Tae-yong!“
Kremlin Bereaksi Keras terhadap Ancaman Trump
Pemerintah Rusia langsung merespons pernyataan tersebut dengan kecaman tajam. Juru bicara Kremlin menyebut langkah pengiriman rudal Tomahawk sebagai tindakan provokatif yang dapat memperburuk situasi keamanan global.
Kremlin menilai ancaman itu sebagai “garis merah” yang tidak boleh dilewati. Jika Amerika Serikat benar-benar mengirim rudal, Rusia diperkirakan akan merespons dengan peningkatan kekuatan militer di wilayah barat dan memperketat pertahanan udara di sekitar Moskow.
Rudal Tomahawk dan Dampak Strategis bagi Ukraina
Rudal Tomahawk dikenal sebagai salah satu senjata paling presisi milik Amerika Serikat. Dengan jangkauan mencapai 2.500 kilometer, rudal ini mampu menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia, termasuk Moskow.
Menurut laporan Defense News, satu unit rudal Tomahawk bernilai sekitar 1,5 juta dolar AS. Jika Ukraina benar-benar menerima bantuan ini, kemampuan militernya akan meningkat signifikan, terutama dalam operasi jarak jauh. Namun, langkah tersebut juga berisiko memperburuk hubungan antara Washington dan Moskow.
Zelenskyy Tegaskan Rudal Hanya untuk Target Militer
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menanggapi ancaman dan tawaran Trump dengan penuh kehati-hatian. Ia menegaskan bahwa jika Ukraina menerima rudal Tomahawk, senjata itu hanya akan digunakan untuk menyerang sasaran militer Rusia.
“Kami tidak pernah menyerang warga sipil mereka. Ini adalah perbedaan besar antara Ukraina dan Rusia. Jika kita berbicara tentang jarak jauh, kita hanya berbicara tentang target militer,” ujar Zelenskyy.
Ia berharap langkah Trump akan memberi tekanan tambahan kepada Rusia agar mempertimbangkan kembali jalur diplomasi.
NATO dan Dunia Internasional Menyikapi dengan Waspada
Negara-negara anggota NATO memberikan reaksi beragam terhadap pernyataan Trump. Inggris dan Jerman menyerukan agar keputusan tersebut dipertimbangkan dengan hati-hati, sementara Polandia dan Lituania mendukung langkah itu sebagai sinyal kuat untuk melindungi kedaulatan Ukraina.
Analis hubungan internasional dari Brookings Institution, Michael O’Hanlon, menilai ancaman Trump merupakan strategi diplomatik yang menggunakan tekanan militer sebagai alat negosiasi. “Trump berusaha mendorong Rusia menuju meja perundingan melalui tekanan kekuatan. Ini adalah taktik lama dalam politik global,” jelasnya.
Sejarah dan Signifikansi Rudal Tomahawk
Rudal Tomahawk pertama kali digunakan oleh Amerika Serikat pada 1980-an dan terbukti efektif dalam berbagai operasi militer, mulai dari Perang Teluk hingga intervensi di Suriah. Senjata ini dapat diluncurkan dari kapal perang atau kapal selam dengan presisi tinggi berkat sistem navigasi canggih.
Analis militer RAND Corporation, Allison Graham, mengatakan, “Jika Ukraina memiliki akses ke Tomahawk, Rusia akan menghadapi ancaman strategis di wilayah dalamnya sendiri.” Menurutnya, senjata ini dapat menjadi faktor penentu dalam mengubah arah perang di Eropa Timur.
Dunia di Persimpangan Antara Tekanan dan Diplomasi
Meski retorika Trump terdengar keras, sebagian pihak menilai pernyataan tersebut merupakan langkah strategis untuk menekan Putin agar mau berdialog. Pemerintah Prancis dan Turki, yang aktif dalam upaya mediasi, berharap ancaman ini bisa membuka kembali jalur diplomasi yang sempat tertutup.
Namun, jika situasi terus memburuk, dampaknya bisa meluas ke berbagai sektor global. Harga energi, stabilitas ekonomi dunia, dan rantai pasokan pangan berpotensi terganggu akibat eskalasi konflik yang semakin panas.
Kesimpulan: Dunia Menunggu Langkah Selanjutnya
Ancaman Trump untuk mengirim rudal Tomahawk ke Ukraina menjadi babak baru dalam dinamika geopolitik global. Langkah itu memperlihatkan ketegasan Amerika Serikat sekaligus menegaskan bahwa perang di Ukraina belum menemukan titik akhir.
Pertanyaannya kini: apakah Putin akan melunak di bawah tekanan atau justru membalas dengan langkah militer yang lebih agresif? Dunia menanti jawaban atas salah satu ketegangan terbesar abad ini.
Baca Juga: “Perang Dagang Trump dan Tiongkok Bayangi IMF dan Bank Dunia“




Leave a Reply