michaelsonmelrose.com – Mimpi besar pecinta sepak bola Indonesia resmi kandas. Dini hari di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, menjadi saksi saat Timnas Indonesia tersingkir dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah kalah 0-1 dari Irak.
Gol tunggal dari Zidane Iqbal pada menit ke-76 memupuskan asa skuad Garuda. Tendangan keras dari luar kotak penalti itu terlalu sulit bagi kiper Indonesia. Harapan untuk lolos ke babak berikutnya pun sirna begitu saja.
Dua laga, dua kekalahan — setelah sebelumnya kalah 2-3 dari Arab Saudi. Indonesia menutup Grup B di posisi buncit tanpa poin. Atmosfer kecewa terasa di mana-mana, terutama di kalangan penggemar yang berharap banyak sejak era Shin Tae-yong.
Baca Juga: “Layanan Kredit Rumah Nasional Siap Jalan 15 Oktober 2025“
Patrick Kluivert di Ujung Tekanan Publik
Kekalahan ini menjadi ujian berat bagi Patrick Kluivert. Pelatih asal Belanda itu kini berada di tengah badai kritik. Publik menilai gaya mainnya belum menyatu dengan karakter pemain Indonesia.
Banyak suara mulai menyerukan evaluasi serius dari PSSI. Di media sosial, tagar #KembalikanSTY bahkan sempat trending. Fans ingin figur lama yang dulu membangun fondasi disiplin dan percaya diri di tubuh Timnas Garuda.
Nama Shin Tae-yong Muncul Lagi, dan Reaksi Publik Pecah
Tak butuh waktu lama, nama Shin Tae-yong (STY) langsung menyeruak. Pelatih Korea Selatan itu baru saja berpisah dari klub Ulsan HD dan dianggap sebagai sosok paling ideal untuk menyelamatkan arah Timnas.
Meski sudah pernah berpisah dengan PSSI, Shin tampak belum benar-benar menutup pintu. Dalam percakapan hangat dengan mantan penerjemahnya Jeong Seok-seo, STY mengaku masih punya ruang di hatinya untuk Indonesia.
“Saya tidak menutup kemungkinan. Penggemar sepak bola Indonesia sudah kasih banyak hal ke saya,” ujarnya lewat kanal YouTube JekPot.
Satu Syarat Sebelum Kembali ke Kursi Panas Timnas
Namun Shin bukan tanpa batas. Ia memberi satu syarat sebelum bersedia kembali menakhodai skuad Garuda.
“Saya mungkin kembali kalau ada kesempatan — tawaran resmi dari PSSI,” ucapnya dengan nada tegas namun tenang.
Pernyataan itu disambut antusias oleh publik. Banyak yang menilai kini bola ada di tangan federasi. Jika PSSI benar-benar ingin mengembalikan kejayaan Garuda, maka langkah pertama jelas: datangi dan ajak Shin Tae-yong secara resmi.
Momentum yang Tak Boleh Terlewatkan
Jika kita melihat ke belakang, era Shin Tae-yong bukan sekadar soal hasil. Ia membawa disiplin ala Korea, meningkatkan level fisik pemain, hingga membuat Timnas kembali disegani di Asia Tenggara.
Kini, ketika fondasi itu mulai goyah, banyak pihak meyakini kehadiran Shin bisa menjadi “reboot” bagi sepak bola nasional — menata ulang arah permainan, memperkuat karakter, dan menumbuhkan kembali mental juara.
Beberapa pengamat bahkan menyebut, jika STY kembali sebelum Piala Asia 2027, Indonesia masih punya waktu emas untuk memperbaiki segalanya.
Harapan Baru untuk Sepak Bola Indonesia
Kisah ini bukan sekadar soal kalah dan menang. Ini tentang harapan yang belum mati. Tentang pelatih yang pernah jatuh cinta pada negeri bernama Indonesia, dan mungkin siap pulang jika dipanggil dengan hormat.
Bagi fans Garuda, kembalinya Shin Tae-yong bukan nostalgia, tapi simbol kebangkitan. Karena sepak bola Indonesia bukan sekadar permainan — ia adalah emosi, kebanggaan, dan keyakinan bahwa mimpi Piala Dunia suatu hari nanti akan jadi nyata.
Baca Juga: “ONIC Amankan Juara Reguler, RRQ Masih Hidup di MPL S16“




Leave a Reply