michaelsonmelrose.com — Pemerintah China mengguncang dunia militer dengan memecat sembilan jenderal senior dalam operasi besar pemberantasan korupsi.
Pemecatan diumumkan oleh Komisi Militer Pusat (CMC) pada Jumat, 24 Oktober 2025, setelah penyelidikan internal menemukan dugaan pelanggaran berat di tubuh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Salah satu nama besar yang dipecat adalah Jenderal He Weidong, wakil ketua CMC sekaligus orang nomor dua di militer setelah Presiden Xi Jinping.
Ia diusir dari Partai Komunis China (PKC) bersama delapan jenderal lain yang diduga menyalahgunakan jabatan dan dana pertahanan negara.
Baca Juga: “Google Ungkap Komputer Kuantum Super 13.000× Lebih Cepat“
Gelombang Pembersihan Terbesar dalam Satu Dekade
Langkah ini disebut sebagai pembersihan militer terbesar dalam sepuluh tahun terakhir.
Menurut laporan AP News dan Al Jazeera, kasus korupsi mencakup penyalahgunaan proyek senjata, kontrak pertahanan, serta gratifikasi dari pemasok logistik.
Selain He Weidong, jenderal lain yang diberhentikan termasuk Miao Hua, Lin Xiangyang, dan Dong Jun.
Mereka pernah menjabat di posisi strategis seperti Komando Teater Timur dan Departemen Politik CMC.
Kementerian Pertahanan China menjelaskan bahwa semua pejabat tersebut diserahkan kepada jaksa militer.
Juru bicara Kemenhan, Wu Qian, menegaskan bahwa tidak ada satu pun pejabat yang kebal terhadap hukum.
Xi Jinping Perketat Disiplin dan Loyalitas Militer
Pemecatan sembilan perwira tinggi menegaskan tekad Xi Jinping untuk memperkuat kendali atas angkatan bersenjata.
Sejak menjabat pada 2012, Xi telah menyingkirkan lebih dari 150 pejabat militer yang terlibat kasus korupsi.
Langkah terbaru ini menegaskan pesan bahwa loyalitas politik dan integritas personal adalah hal mutlak di bawah kepemimpinannya.
Xi juga berulang kali menekankan bahwa modernisasi militer tidak boleh tercemar praktik curang.
Analis dari Universitas Renmin, Li Mingjiang, mengatakan bahwa tindakan ini tidak hanya soal korupsi.
“Xi ingin memastikan setiap komandan setia pada partai dan pada dirinya,” ujar Li dikutip Financial Times.
Pengaruh terhadap Stabilitas dan Reformasi Militer
Pembersihan besar ini memiliki dampak besar terhadap stabilitas internal PLA.
Sebagian besar jenderal yang dipecat sebelumnya mengawasi operasi di Laut China Selatan dan wilayah sensitif sekitar Taiwan.
Menurut South China Morning Post, penggantian pejabat di posisi strategis berpotensi mengganggu rantai komando sementara waktu.
Namun, sumber militer menyebut bahwa langkah ini justru mempercepat proses reformasi yang sedang digerakkan Xi Jinping sejak 2015.
Tujuan utama reformasi itu adalah menciptakan militer modern yang efisien dan bebas dari korupsi struktural.
Sejumlah audit besar kini dilakukan terhadap sistem pengadaan, logistik, dan dana proyek pertahanan.
Fokus Penyelidikan pada Industri Pertahanan
Sumber investigasi menyebut sebagian pejabat militer yang dipecat memiliki hubungan dengan perusahaan strategis seperti China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) dan Norinco Group.
Keduanya dikenal sebagai tulang punggung industri persenjataan China.
Badan anti-korupsi militer kini sedang menelusuri aliran dana tidak sah yang terkait dengan proyek rudal dan sistem komunikasi pertahanan.
Menurut The Print, nilai penyimpangan diduga mencapai ratusan juta dolar AS.
Semua kasus tersebut kini diserahkan ke pengadilan militer tertutup.
Otoritas China menegaskan bahwa proses hukum akan dijalankan secara cepat dan tidak pandang bulu.
Reaksi Politik dan Global
Langkah ini memperkuat posisi Xi Jinping menjelang Sidang Pleno ke-6 Partai Komunis China pada akhir 2025.
Pembersihan di tubuh militer dianggap memperlihatkan konsistensi Xi dalam menjaga disiplin dan keutuhan partai.
Namun, analis internasional menilai langkah ini juga memiliki efek geopolitik.
Departemen Pertahanan AS menyebut perombakan besar di PLA bisa menunda sebagian operasi latihan militer di kawasan Pasifik.
Sementara Jepang dan Korea Selatan menilai langkah itu dapat mengubah dinamika keamanan regional.
“Pembersihan ini adalah peringatan keras bahwa Xi tak akan mentolerir ketidaksetiaan,” ujar Prof. James Char dari Nanyang Technological University, Singapura.
“Namun, ini juga sinyal bahwa korupsi telah menembus struktur tertinggi militer China.”
Dampak terhadap Modernisasi dan Moral Pasukan
Di sisi internal, tindakan ini memunculkan pertanyaan tentang moral pasukan.
Beberapa analis menilai perubahan mendadak di level komando bisa menimbulkan ketegangan di lapangan.
Meski begitu, Kementerian Pertahanan menegaskan bahwa moral dan disiplin prajurit tetap stabil.
Militer China kini fokus pada modernisasi teknologi, penguatan siber, dan kemandirian logistik nasional.
Analis dari Asia Defence Journal, Zhao Yong, menilai langkah ini akan berdampak positif dalam jangka panjang.
“PLA sedang dibersihkan untuk membangun reputasi baru: kuat, disiplin, dan bersih,” katanya.
Penutup
Pemecatan sembilan jenderal China menjadi simbol perang melawan korupsi terbesar di era Xi Jinping.
Tindakan ini menunjukkan bahwa tidak ada jabatan yang kebal dari pengawasan, termasuk posisi tertinggi di militer.
Meski berisiko menimbulkan guncangan internal, langkah ini mempertegas upaya China menjaga integritas dan kesiapan militer di tengah rivalitas global.
Pembersihan besar ini sekaligus memperlihatkan wajah baru militer China — disiplin, modern, dan sepenuhnya di bawah kendali partai.
Baca Juga: “Changpeng Zhao Janji Jadikan AS Pusat Kripto Dunia Terbesar“




Leave a Reply